Halaman

Minggu, 10 Juni 2012

Totok Tewel

Sosok Musisi asal Malang kelahiran 1 Januari 1958 memiliki perjalanan panjang dalam menapaki dunia musik Rock di tanah air. Era 80'an adalah era dimana Totok memulai kariernya sebagai musisi. Elpamas, Ogle Eyes dan Q-Red adalah sederet band yang digawangi oleh Totok sebagai gitaris band-band tersebut. Totok Tewel juga pernah dinobatkan sebagai Best Guitarist selama tiga tahun berturut-turut (84'-86') pada Festival Rock Se-Indonesia yang diselenggarakan oleh Log Zhelebour.

Sebagai gitaris yang kualitasnya telah diakui para musisi-musisi  di Indonesia, maka Totok Tewel juga dipercaya untuk membantu mengisi gitar dalam proyek rekaman sejumlah musisi, diantaranya Yossie Lucky, Anggun C Sasmi, Ikang Fawzi, Mel Shandy, Bangkit Sanjaya dan Metal Boyz. Totok mendapatkan kepercayaan untuk ikut bergabung dengan Swami, Dalbo, Sirkus Barock, dan Kantata Takwa hingga Kantata Barock, Ia juga direkrut sebagai pengiring gitar Iwan Fals.

Toto Tewel dan Setiawan Djody
Seakan tak pernah lelah untuk berekspresi dan berkarya, Totok juga sempat menjadi aranjer rekan musisi lainnya, seperti single hits lagu Bila Engkau Izinkan (Hengky Supit), Menangis (Franky Sahilatua), album Perahu Retak (Franky Sahilatua), Misteri Cinta dan Warning! Global Warning album solo Setiawan Djody.

Akhir-akhir ini Totok Tewel masih aktif di belantika musik Indonesia, hanya saja mungkin gaung seorang Totok Tewel tidak se-dahsyat era 80'an sampai awal tahun 2000. Totok masih aktif bermain di acara-acara off air, even terakhir Totok Tewel di Malang adalah pada saat mengisi acara di Festival Malang Kembali pada tanggal 26-27 Mei lalu. Saat itu warga Malang mengobati rasa rindunya untuk melihat musisi-musisi asal Malang era 70'-80'an, seperti Toto Tewel, Sylvia Saartje, Abadi Soesman dan masih banyak lagi.

Impian seorang Totok Tewel setelah sekian lama meniti karier sebagai gitaris adalah membuat sebuah album solo gitar, selain sebagai sebuah impian Totok menganggap bahwa hal tersebut adalah sebuah ekspresi dan aktualisasi sebagai musisi!!

Jumat, 08 Juni 2012

Topeng Malang Powerpoint Slide

Design slide powerpoint dengan tema Topeng Malangan.
Topeng Malangan adalah sebuah warisan kebudayaan asli Malang yang sudah seharusnya di lestarikan.

Item Detail :



















Font : Walkaway Black
          Walkaway Bold



Kamis, 07 Juni 2012

Simple Powerpoint Slide

Design template powerpoint dengan berbagai macam pilihan variasi warna.

Blue

Red


Silver











Torquoise











Purple













 Item detail :
























Tampilan slide simpel dan ringkas.
Font : Antipasto
          Headline One

  

Sabtu, 24 Maret 2012

Munir Said Thalib

Munir Said Thalib seorang tokoh aktivis HAM Indonesia yang lahir di Malang, 8 Desember 1965. Munir adalah sosok pria yang sederhana dan bersahaja, seorang tokoh pejuang HAM yang menjunjung tinggi toleransi, menghormati nilai-nilai kemanusiaan, anti kekerasan dan berjuang tanpa kenal lelah dalam melawan praktek-praktek otoritarian serta militeristik. Munir mendapatkan gelar Sarjana Hukum di Universitas Brawijaya. Sejak menjadi mahasiswa, Munir sudah menjadi aktivis kampus dan pernah menjadi ketua senat mahasiswa Fakultas Hukum. Setelah berhasil lulus kuliah, Munir menunjukkan keseriusannya di bidang hukum dengan melakukan pembelaan-pembelaan hukum terutama pembelaan bagi kaum-kaum yang tertindas. Disela-sela kegiatan tersebut, Munir juga mendirikan sebuah organisasi dan aktif bergabung dengan berbagai organisasi. Munir sempat ikut membantu pemerintah dalam investigasi dan tim penyusunan Rancangan Undang-Undang (RUU), ia juga aktif menulis di berbagai media cetak dan elektronik yang berkaitan dengan tema-tema HAM, Hukum, Reformasi Militer dan kepolisian, Politik dan perburuhan.



Sosok Munir semasa hidupnya selalu aktif memperjuangkan hak-hak orang yang tertindas, ia mendengarkan serta lantang menyurakan jeritan hati orang-orang yang terampas haknya, seolah tak peduli akan keselamatan nyawanya sendiri. Ia juga seorang yang tidak gila materi, jabatan dan pangkat. Saat Munir menerima penghargaan "The Right Livelihood Award" beserta hadiah uang ratusan juta rupiah, ia tidak menikmatinya sendiri, melainkan membagi dua dengan Kontras, dan sebagian lagi diserahkan kepada ibunda tercintanya. Ketika banyak para pejabat yang saling bersaing dengan menggunakan mobil-mobil mewah, tetapi tidak dengan seorang munir. Ia tetap sederhana, hari-harinya selalu ditemani dengan motor kesayangannya.

Beberapa kasus yang pernah ditangani munir antara lain, kasus Marsinah (seorang aktivis buruh) yang dibunuh oleh militer pada tahun 1994, menjadi penasehat hukum warga Nipah, Madura, dalam kasus pembunuhan petani-petani oleh militer pada tahun 1993, penasehat hukum korban dan keluarga korban penembakan mahasiswa di Semanggi I (1998) dan Semanggi II (1999).
Di tahun 2003, Munir ikut bergabung dengan sejumlah aktivis senior dan aktivis pro demokrasi mendatangi gedung DPR pasca terjadinya penyerangan dan kekerasan yang terjadi dikantor Tempo. Padahal ketika itu kondisi Munir sedang tidak sehat dan dokter memerintahkannya untuk istirahat.

7 September 2004 terjadi momen yang tidak bisa dilupakan sekaligus momen menyedihkan bagi sesama aktivis HAM, para buruh, para petani, mahasiswa dan mungkin seluruh negri ini. Mereka kehilangan tokoh yang selama ini lantang dan berani menyuarakan hak-hak orang yang tertindas. Hari itu Munir Said Thalib dinyatakan wafat didalam pesawat Garuda GA-974 kursi 40 G dalam perjalanannya menuju Belanda guna melanjutkan studynya ke Universitas Utrecht. Munir dibunuh dengan menggunakan racun arsenik yang yang ditaruh ke makanannya oleh Pollycarpus Budihari Priyanto. Pollycarpus adalah seorang pilot Garuda yang waktu itu sedang cuti. Dan pada saat keberangkatan Munir ke Belanda, secara kontroversial ia diangkat sebagai corporate security oleh Dirut Garuda. Sampai saat ini kasus terbunuhnya Munir masih menjadi misteri, jenasah Munir dimakamkan di sebuah pemakaman umum di Kota Batu. Sejak tahun 2005, tanggal kematian Munir, 7 September, oleh para aktivis HAM dicanangkan sebagai Hari Pembela HAM Indonesia.

Mungkin secarik kata dari lagu Kantata Samsara yang berjudul Lagu Buat Penyaksi ini pantas dipersembahkan untuk sang Pahlawan orang Hilang, Munir Said Thalib.
Matinya seorang penyaksi
Bukan matinya kesaksian,
Tercatat di relung jiwa
Menjadi bara membara,
Duka cita terdalam..

Hari ini kisahmu abadi,

Berbaringlah kawan
Berbaringlah dengan tenang...

Rabu, 21 Maret 2012

Sylvia Saartje

Sylvia Saartje lahir di Arnhem, Belanda,15 September 1957 adalah seorang  penyanyi rock berkebangsaan Indonesia dan besar di kota Malang. Jippie panggilan akrab Sylvia Saartje dikenal sebagai Lady Rocker pertama di Indonesia, jauh sebelum penyanyi rock wanita di era 80'an seperti Nicky Astria, Nike Ardilla dan Mel Shandy dikenal, Jippie sudah mengawali kariernya sebagai penyanyi rock sejak era70'an.
Bakat besar Jippie dalam hal bernyanyi sudah terlihat sejak kecil, pada usia 10 tahun Jippie memberanikan diri mengikuti ajang Bintang Kecil di RRI Malang. Ketika berusia 11 tahun, Jippie bergabung dengan band Tornado selama 2 tahun. Pada tahun 1970 Jippie mengikuti lomba Bintang Radio se-Jawa Timur dan merupakan finalis 10 besar di ajang tersebut. Selain mempunyai bakat di bidang musik, Jippie juga berbakat dibidang seni peran dan pada tahun 1972 seorang sutradara bernama Ostian Mogalano mengajak Jippie bermain dalam film yang berjudul Tangan Besi. Pada tahun 1985, Jippie mandapat peran utama dalam film Gerhana.

Tahun 1975 wartawan Mashery Mansyur membentuk band rock yang semua personilnya adalah wanita, lalu dengan melalui berbagai proses terbentuklah band yang dinamai dengan The Orchid yang beranggotakan; Sylvia Saartje(Vocal), Reza Anggoman (Keyboards), Rini Asmara (Drums), Senny (Bass), Lis April (Gitar), dan Lenny (Gitar). Band The Orchid tidak berumur panjang, setelah menyelesaikan kontrak bermain diberbagai tempat, band ini pun dinyatakan bubar. Setahun setelah kejadian tersebut, Ian Antono yang saat itu menjadi gitaris Godbless dan kebetulan mereka adalah musisi yang berasal dari Kota Malang menawari Sylvia Saartje untuk bersolo karier yang  bernaung di perusahaan rekaman Irama Tara. Kerjasama ini menghasilkan album pertama Jippie yang bertajuk Biarawati, album tersebut sukses di pasaran. Lagu-lagu pada album tersebut sering diputar di radio swasta kota-kota besar seluruh Indonesia. Namun, kerjasama Jippie-Ian Antono harus berakhir pada album perdananya saja.
Setelah terputusnya kerjasama dengan Ian Antono, pada tahun 1979 Jippie mengeluarkan album yang berjudul Kuil Tua. Namun, untuk album kedua Jippie tersebut tidak sesukses album perdananya. Pada tahun-tahun berikutnya Jippie masih produktif dan menghasilkan sebanyak 8 album, diantaranya : Puas(1981), Mentari Kelabu(1982), Ooh!(1983), Jakarta Blue Jeansku(1984), Gerhana(1986), Take Me with You (1994), Berdayung Sampan(1995), Skali Lagi!(1996). Dari kesepuluh album yang dapat dihasilkan oleh seorang Sylvia Saartje hanya album Biarawati yang laris di pasaran, dan sejak 1997 Jippie tidak pernah merilis album baru lagi. Sylvia Saartje tetap musisi besar, walau tak membuat album lagi Jippie masih terus aktif menulis lagu. Musiksudah  menjadi bagian hidup Jippie, dengan segala kontribusi dan perjuangan Sylvia Saartje di belantika musik Indonesia. Menurut saya, pantas jika sang Lady Rockers ini menjadi legenda musik Kota Malang dan Indonesia!!.
Share on Facebook

Senin, 19 Maret 2012

Ian Antono

Ian Antono lahir di Malang, 29 Oktober 1950, dengan nama asli Yusuf Antono Djojo. Sewaktu kecil Ian Antono sempat memegang instrumen ketipung dalam suatu band bocah beraliran melayu. Ian bergabung dalam  band keluarga Zodiacs bersama kakak-kakaknya. Tahun 1969 Ian Antono berangkat ke Jakarta selama 2 tahun, hingga akhirnya kembali ke kota Malang dan bergabung dengan Bentoel Band. Di Bentoel Band Ian mulanya menjadi penggebuk drum, hingga akhirnya beralih sebagai gitaris. Sekitar tahun 1973 Bentoel Band bubar dan pada tahun 1974 Ian Antono diminta Ahmad Albar  hijrah ke Jakarta dan bergabung dengan Godbless, di Godbless Ian Antono mulai mencoba mengasah bakat musiknya dengan mencoba-coba menulis lagu dan mengaransemen musik pada album Huma di Atas Bukit.

Era keeamasan Godbless pada era 75'-89'an, membuat sosok Ian Antono semakin dikenal namanya dikalangan musisi dan penikmat musik. Seusai Godbless mengeluarkan album terakhirnya Semut Hitam(1989), Ian Antono membentuk band baru yang dinamai dengan Gong2000. Pada tahun 1997 Ian Antono memutuskan bekersama kembali dengan Godbless dan mengeluarkan album Apa Kabar.

Banyak musisi-musisi hebat merasakan sentuhan magis Ian Antono, diantaranya Iwan Fals, Anggun C.Sasmi, Ikang Fawzi, Doel Sumbang, Nicky Astria, Ebiet G.Ade, Gito Rollies dan banyak lagi.

Anto Baret

Anto S.Trisno atau yang lebih familiar disebut Anto Baret lahir di Malang 11 Juli 1957 adalah seorang musisi dan budayawan yang  hingga saat ini masih eksis di dunia kesenian, julukan "baret" pada nama Anto diberikan oleh legenda musik Indonesia, Iwan Fals. Anto Baret merantau ke Jakarta pada tahun 1979, di Jakarta Anto Baret menjadi pengamen jalanan untuk tetap survive di tengah hiruk pikuk kehidupan ibukota.Di tahun 1982 Anto Baret, Yoyik Lembayung, Papa T Bob, dan kawan-kawan lainnya sesama pengamen jalanan mendirikan Kelompok Penyanyi Jalan(KPJ) tepatnya pada tanggal 2 Mei 1982, KPJ dibentuk sebagai organisasi pemersatu para pengamen yang ada di Jakarta. Para pengamen merasa harus bersatu dikarenakan pada saat itu para pengamen yang telah susah-susah mencari uang dengan keringatnya sendiri diharuskan memberi upeti kepada para preman-preman yang berkuasa di daerah Anto Baret,dkk mengamen, akhirnya anggota KPJ pun melawan dan menolak untuk memberi upeti kepada para preman. Puncaknya, terjadilah perang masal antara anggota KPJ melawan preman yang dimenangi oleh anak-anak KPJ.

"Peperangan" itu sendiri, menurut Anto, bukanlah tujuan utama pembentukan KPJ. "Perang", bagi anak-anak KPJ hanyalah sebuah bentuk perlawanan terhadap penindasan. Perjalanan panjang dijalananlah yang membentuk karakter seorang Anto Baret.


Tidak hanya turut mendirikan KPJ saja, Anto Baret dan kawan-kawannya di KPJ pada tahun 2002 mendirikan Wapress(Warung Apresiasi), sebuah warung yang bisa mewadahi aspirasi para seniman.Di Wapress para seniman dapat dengan bebas menuangkan karya-karyanya. Dari Wapress itu pula banyak lahir seniman-seniman kenamaan seperti, Tony Q, Amin Kamiel, Pepeng Coconut Treez, Nidji dll. 

Anto Baret sampai saat ini juga masih aktif membina para anak-anak jalanan yang ada di ibukota, Anto Baret dan kawan-kawannya membenahi Gelanggang Bulungan sebagai ruang berkreativitas, seperti teater, tari,dan olahraga tinju, karate, silat, dan lainnya.Anto Baret juga membangun saung-saung untuk tempat peristirahaatan anak-anak jalanan dan membangun mushola dengan dana pribadi.

Karena begitu besarnya kepedulian Anto Baret terhadap permasalahan sosial dan bersumbangsih untuk membangun generasi penerus bangsa yang sehat, maka pantas memang jika sosok Anto Baret dijadikan tokoh panutan bagi para pemuda pemudi di Nusantara!!!